Kamis, 29 Maret 2018

Perkembangan Kusen Pintu

Seiring perkembangan jaman,  banyak produk-produk rumah tangga baru dalam pembangunan baik rumah,  gedung,  perkantoran seperti opening pada pintu, jendela dan partisi atau skat ruangan. Awalnya orang-orang menggunakan kusen pintu dengan kayu,  tapi sekarang penemuan akan bahan kusen pintu selain kayu telah hadir yaitu Aluminium.
Kusen pintu Aluminium banyak digemari masyarakat sekarang ini khususnya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Selain bahanya yang awet tidak korosi,  tidak dimakan rayap,  dan harganya terjangkau dibanding dengan kayu. Untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap kusen pintu aluminium yang semakin marak baik untuk gedung,  kantor,  atau rumah pribadi,  AlumKaca. Com hadir untuk membantu para pengguna kusen pintu aluminium. AlumKaca.com memberikan pelayanan terbaik dengan harga dibawah kompetitor lain.  Menghasilkan kusen pintu,  jendela,  partisi ruangan yang komersil dengan harga yang kompetitif.

Minggu, 25 Maret 2018

Jenis Bahan Alumunium

Penjelasan tentang alumunium murni dibawah ini :
1. ALUMUNIUM MURNI
Alumunium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.
2. ALUMUNIUM PADUAN
Elemen paduan yang umum digunakan pada alumunium adalah silikon, magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan alumunium tidak hanya bergantung pada konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga alumunium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
3. PADUAN ALUMUNIUM-SILIKON
Paduan alumunuium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada alumunium paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
4.PADUAN ALUMUNIUM-MAGNESIUM
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan alumunium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami
failure pada temperatur tersebut.
5. PADUAN ALUMUNIUM-TEMBAGA
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh.
6. PADUAN ALUMUNIUM-MANGAN
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan alumunium.
7. PADUAN ALUMUNIUM-SENG
Paduan alumunium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, alumunium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan alumunium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
8. PADUAN ALUMUNIUM-LITHIUM
Lithium menjadikan paduan alumunium mengalami pengurangan massa jenis dan peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.
9. PADUAN ALUMUNUIM-SKANDIUM
Penambahan skandium ke alumunium membatasi pemuaian yang terjadi pada paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).
10. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam alumunium paduan sebagai suatu “kecelakaan”. Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama alumunium selain Fe.
Kelemahan alumunium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah (fatigue). Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan seperti baja, yang berarti failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan pada beban siklik yang kecil.
Satu kelemahan yang dimiliki alumunium murni dan paduan adalah sulit memperkirakan secara visual kapan alumunium akan mulai melebur, karena alumunium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan sebelum melebur.
11. ALUMUNIUM PADUAN COR
Alumunium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan baja dengan diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan cetakan logam, sehingga akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching, yaitu memperkeras logam.
Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan intrusi besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki komposisi yang tidak diinginkan. Proses pengecoran, selain harus terbebas dari pengotor pencetaknya, juga harus terbebas dari uap air. Alumunium, dalam temperatur tinggi, dapat bereaksi dengan uap air membentuk alumunium hidroksida dan gas hidrogen. Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat melarutkan gas tersebut, dan ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat, gelembung-gelembung hidrogen akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan logam menjadi berpori-pori dan menyebabkan logam semakin rapuh.
Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran sebaiknya dilakukan dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak dilelehkan pada temperatur jauh di atas titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tanur listrik, namun hal ini akan meningkatkan biaya produksi.
Komposisi utama alumunium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon, dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan memudahkan pengerjaan permesinan. Al-Si memmberikan kemudahan dalam pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi). Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.
KAMI SIAP MELAYANI pembuatan dan pemasangan kusen alumuniun di buaran dan sekitarnya.
Dengan harga yang sangat bersaing 65.000/ml (tergantung volume pemasagan).
website: alumkaca.com
Email : alumkaca@yahoo.com

Rianty
085774070476 (Sms/Whatsup/Call)

Kusen Alumunium Murah Tangerang

AlumKaca.com adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembuatan kusen pintu alumunium, partisi ruangan, dengan berbagai merk seperti Alco, Dacon, Alexindo, YKK, dll. Didukung team work yang berpengalaman sehingga tercapai hasil kerja yang maksimal.
Harga pembuatan kusen alumunium yang kami tawarkan bervariatif mulai dari Rp.75.000/m1, tentunya solusi yang kami utamakan dengan menyesuaikan anggaran yang disediakan oleh konsumen. Jasa pembuatan kusen alumunium di Serpong, Jasa jendela alumunium di BSD, Tukang kusen alumunium Bintaro, Spesialist kusen alumunium Pamulang. Partisi Ruangan Jakarta. kusen alumunium murah Tangerang.

Workshop kami bertempat di Jl.Buaran-BSD No.128 Perempatan Victor

Telp.085774070476 (Rianty)

Jasa Kusen Alumunium Serpong BSD


Logam alumunium punya sifat tidak beracun sama sekali. Ia berada pada urutan ketiga setelah oksigen dan silikon unsur yang paling banyak di kerak bumi. Beberapa senyawa alumunium juga secara alami terbentuk dalam makanan yang kita konsumsi setiap hari.
Berikut sifat alumium jika bereaksi dengan senyawa atau unsur yang lain:
a. Reaksi Alumunium dengan Udara Bebas
Aluminium tidak bisa beraksi dengan udara kering, tetapi dalam udara yang lebih lembab ia akan membentuk lapisan oksida di permukaannya. Jika sobat pernal lihat timbangan pasar yang terbuah alumunium, timbangan tersebut pada saaat musim penghujan sering timbul lapisan oksida yang mirip kaya jamur. Lapisan yang terbentuk sangat tipis sekitar 10-8 m tetapi mampu mengcegah alumunium dari reaksi oksidasi lanjutan dan mencegahnya bereaksi dengan asam encer. lapisan tipis ini juga tidak dapat ditembus air. Hal tersebut sangat berbeda dengan besi yang menciptakan lapisan oksida yang berlubang sehingga mudah terjadi korosi besi. Alumunium yang terkar oleh oksigen gakan menghasilkan kilauan cahaya.
b. Reaksi Aluminium dengan Air.
Salah satu sifat alumunium yang unik adalah dalam keadaan murni ia tidak bereaksi dengan air tetapi dalam bentuk campurannya bisa bereaksi dengan air (korosi). Contohnya seperti pada campuran Amalgam aluminium (Al-Hg) digunakan sebagai zat reduktor karena ia bisa bereaksi dengan ari.
c. Reaksi dengan Nitrogen
Aluminium dapat bereeaksi dengan nitrogen membenttuk aluminium nitrida.
2Al + N2 → 2AlN
d. Reaksi dengan Oksida Logam
Aluminium dapat mereduksi oksida logam seperti Fe2O3, Cr2O3, dan Mn3O4 menjadi logamnya dengan mengeluarkan energi panas yang sangat tinggi. Pada reduksi Fe2O3 dihasilkan suhu hingga 3.000oC. Dengan suhu setinggi itu, logam besi (Fe) dapat meleleh dan bisa digunakan untuk mengelas logam. Proses oksidasi ini disebut dengan proses termit. Reaksinya
Fe2O3 + 2Al Al2O3(s) + Fe(l) ΔH = -852kJ
e. Reaksi dengan Asam dan Basa
Sifat alumunium salah satunya bisa laruta dalam basa kuat dan asam kuat seperti sodium hidroksida (NaOH) dan asam klorida (HCl) atau asam sulfat (H2SO4) berikut reaksinya
2AL + 2NaOH + 2H2O → 2NaAlO2 + 3H2 (reaksi dengan NaOH)
2Al + 6HCl → 2AlCl3 + 3H2 (reaksi dengan HCl)
2Al + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2 (reaksi dengan H2SO4)

Bikin kusen alumunium murah..?
Alumukaca solusinya

AlumKaca.com
Solusi Indah Ruangan Anda

Rianty
087574070476